§&nbsp;Yield SBN Seluruh Tenor Naik , ICBI Melemah –0,002%. Indeks return obligasi komposit Indonesia (ICBI) dan return obligasi negara turun tipis sedangkan return obligasi korporasi dan sukuk sanggup menguat terbatas. Harga SUN seri Fixed Rate berlanjut didominasi pelemahan dengan rata-rata turun –9,28bps. Adapun rata-rata harga sukuk negara juga turun yakni –4,53bps. Yield obligasi negara tertekan naik pada seluruh tenor (1-30tahun). Tenor pendek mencatatkan kenaikan rata-rata perubahan paling tinggi yakni sebesar +3,08bps. Total volume transaksi obligasi di pasar sekunder turun –11,43% menjadi sebesar Rp24,07tn sedangkan total frekuensi turun –38,04% menjadi 1.290 transaksi. Pelemahan yang terjadi pada pasar obligasi Indonesia terpantau mereda. Pelaku pasar masih dibayangi risiko pengetatan kebijakan moneter, kenaikan yield US Treasury, hingga lonjakan kasus Covid-19 dan kembali munculnya varian baru. Namun, sentimen positif dari domestik berupa penguatan Rupiah sebesar 52poin ke level Rp14.299/US$ dan rilis Indeks Keyakinan Konsumen yang melebihi ekspektasi konsensus diperkirakan sanggup sedikit meredam tekanan di pasar. Today’s Outlook Pada perdagangan Selasa, gerak pasar obligasi Indonesia diperkirakan terbatas dengan kecenderungan masih melemah. Pelaku pasar diprediksi wait and see menantikan sentimen lanjutan yang akan dirilis tengah pekan seperti testimoni terbaru Gubernur The Fed dan inflasi AS. Sebagai informasi, pada perdagangan Selasa akan diterbitkan seri PBS033 dalam lelang SBSN. PBS033 ditetapkan menjadi salah satu seri SBSN benchmark tahun 2022.ECONOMIC GLOBAL&nbsp;§&nbsp;Bursa saham Amerika diperdagangkan melemah kemarin, S&amp;P 500 ditutup turun 0.7% sementara Nasdaq turun 0.9%. Para pelaku pasar telah memposisikan adanya kenaikan Fed Fund Rate pada akhir kuartal ini. Di sisi lain yield US Treasury 10yr turun setelah mencapai level tertingginya sejak Januari 2020 yakni 1.81%, saat ini kembali ke level 1.76%. Untuk tenor 30yr turun 3bps menjadi 2.08%.§&nbsp;Ekonom JP morgan chase serta Goldman sachs menyebutkan bahwa setidaknya Fed akan menaikan suku bunga empat kali pada tahun ini.&nbsp;Turunnya angka unemployment rate akan membuat Fed official lebih sensitif akan kenaikan inflasi. Pada pekan ini, investor akan menantikan rilis data inflasi AS yang diprediksi naik menjadi 7%.Pergerakan HargaEMAS&nbsp;Harga emas ditutup menguat $4.71 di level $1801.46 di hari Senin karena dipicu oleh sentimen kekhawatiran terhadap tingginya inflasi dan ketegangan geopolitik antara AS dengan Rusia terkait Ukraina. Emas berpeluang dijual pagi ini (11/1), menguji support di $1794 jika dominannya sentimen penguatan dollar AS dibalik ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $1804, berpeluang dibeli membidik resistance di $1806. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $1794 - $1806.MINYAK&nbsp;Harga minyak berakhir melemah $0.49 di level $78.39 pada hari Senin di tengah sentimen meredanya kekhawatiran terhadap terganggunya suplai di Kazakhstan dan Libya serta kecemasan lonjakan kasus Covid-19 di Tiongkok yang dapat menurunkan permintaan bahan bakar disana. Minyak berpeluang dijual lebih lanjut pagi ini (11/1), menguji support di $78.00 di tengah kekhawatiran melambatnya permintaan bahan bakar karena lonjakan kasus Covid-19. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $78.85, berpeluang dibeli mengincar resistance di $79.00. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $78.00 - $79.00EURUSD&nbsp;Abaikan optimisnya data ekonomi zona Euro seperti Sentix Investor Confidence dan Unemployment Rate, EURUSD tetap berakhir melemah 40 pip di level 1.1319 pada hari Senin karena terbebani oleh sentimen menguatnya dollar AS. Aksi jual EURUSD berpeluang berlanjut pagi ini (11/1), membidik support di 1.1280 di tengah outlook penguatan dollar AS. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 1.1365, berpeluang dibeli mengincar resistance di 1.1380. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.1280 - 1.1380.GBPUSD&nbsp;GBPUSD berakhir turun 13 pip ke level 1.3574 di hari Senin karena sentimen penguatan dollar AS seiring muncul isu kenaikan suku bunga The Fed secepatnya di bulan Maret mendatang. GBPUSD berpeluang dijual lebih lanjut pagi ini (11/1), menguji support di 1.3540 karena outlook penguatan dollar AS. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 1.3605, berpeluang dibeli mengincar resistance di 1.3620. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.3540 - 1.3620.USDJPY&nbsp;Meningkatnya permintaan pada aset aman yen Jepang karena lonjakan kasus Covid-19 secara global telah membuat USDJPY bergerak turun pada hari Senin, berakhir melemah 39 pip di level 115.15 USDJPY berpeluang dibeli pagi ini (11/1), membidik resistance di 115.70 jika dominannya sentimen penguatan dollar AS karena outlook kenaikan suku bunga AS. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 114.95, berpeluang dijual menguji support di 114.80. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 114.80 - 115.70.AUDUSD&nbsp;AUDUSD berakhir turun 15 pip ke level 0.7164 di hari Senin, karena outlook penguatan dollar AS pasca kabar kenaikan suku bunga AS di bulan Maret. AUDUSD berpeluang dijual pagi ini (11/1), menguji support di 0.7140 jika data ekonomi Australia yaitu Retail Sales dan Trade Balance yang dirilis pukul 7:30 WIB hasilnya lebih buruk dari estimasi. Namun, jika hasilnya lebih baik dari estimasi berpeluang memicu aksi beli mengincar resistance di 0.7220. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 0.7140 - 0.7220NIKKEI&nbsp;Indeks Nikkei berakhir turun 245 poin di level 28145 pada hari Senin karena terbebani oleh sentimen hindar aset berisiko karena lonjakan kasus Covid-19 serta turunnya harga minyak mentah. &nbsp;Indeks Nikkei berpeluang dijual pagi ini (11/1), menguji support di 28100 di tengah sentimen hindar aset berisiko karena penyebaran virus Covid-19. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 28450, berpeluang dibeli membidik resistance di 28500. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 28100 - 28500.HANGSENG&nbsp;Indeks Hang Seng berakhir flat dengan hanya turun 1 poin di level 23563 di tengah sentimen lonjakan saham teknologi dan properti serta anjloknya Wall Street. Indeks Hang Seng berpeluang dijual lebih lanjut pagi ini (11/1), menguji support di 23400 di tengah sentimen hindar aset berisiko karena lonjakan kasus Covid-19. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 23650, berpeluang dibeli menargetkan resistance di 23700. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 23400 - 23700. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 23400 - 23700.Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Selasa, 11 Januari 2022

Indonesia

Ekonomi Update : Selasa, 11 Januari 2022

SBN Yield of All Tenors Rises, ICBI Weakens –0.002%. The index of return on Indonesian composite bonds (ICBI) and return on state bonds fell slightly, while returns on corporate bonds and sukuk were able to gain limited strength. Fixed Rate series SUN prices continued to be dominated by weakening with an average decline of -9.28 bps. The average price of state sukuk also fell by -4.53 bps. Government bond yields were pressured to rise in all tenors (1-30 years). Short tenors recorded the highest average change increase of +3.08bps. The total volume of bond transactions in the secondary market decreased -11.43% to Rp24.07tn while the total frequency decreased -38.04% to 1,290 transactions. The weakening that occurred in the Indonesian bond market was observed to subside. Market participants are still overshadowed by the risk of tightening monetary policy, rising US Treasury yields, to a spike in Covid-19 cases and the emergence of new variants. However, positive domestic sentiment in the form of a 52-point strengthening of the Rupiah to the level of Rp14,299/US$ and the release of the Consumer Confidence Index which exceeds consensus expectations are expected to ease pressure on the market a little. Today's Outlook On Tuesday's trading, the movement of the Indonesian bond market is estimated to be limited with a tendency to remain weak. Market participants are expected to wait and see waiting for further sentiment to be released in the middle of the week, such as the latest testimony from the Fed Governor and US inflation. For information, on Tuesday's trading the PBS033 series will be published in the SBSN auction. PBS033 is set to be one of the benchmark SBSN series for 2022.GLOBAL ECONOMICSUS stocks traded lower yesterday, with the S&amp;P 500 closing down 0.7% while the Nasdaq was down 0.9%. Market players have positioned for an increase in the Fed Funds Rate at the end of this quarter. On the other hand, the 10yr US Treasury yield fell after reaching its highest level since January 2020 of 1.81%, now returning to the level of 1.76%. The 30yr tenor fell 3bps to 2.08%.JP economists Morgan Chase and Goldman Sachs said that at least the Fed will raise interest rates four times this year. The decline in the unemployment rate will make the Fed official more sensitive to rising inflation. This week, investors will look forward to the release of US inflation data which is predicted to rise to 7%.Price MovementGOLDGold prices closed up $4.71 at $1801.46 on Monday as triggered by concerns over high inflation and geopolitical tensions between the US and Russia over Ukraine. Gold is likely to be sold this morning (11/1), testing the support at $1794 if the dominant US dollar strengthening sentiment is behind expectations of a rate hike by the Fed. However, if it moves up and breaks above the $1804 level, it has a chance to be bought aiming the resistance at $1806. The potential trading range for the Asian session is $1794 - $1806.OILOil prices ended down $0.49 at $78.39 on Monday amid easing concerns over supply disruptions in Kazakhstan and Libya as well as fears a spike in COVID-19 cases in China could dampen fuel demand there. Oil is likely to sell further this morning (11/1), testing the support at $78.00 on fears of slowing fuel demand due to spike in Covid-19 cases. However, if it moves up and breaks above the $78.85 level, it has a chance to be bought targeting the resistance at $79.00. Potential Asian session trading range at $78.00 - $79.00EURUSDIgnoring the upbeat euro zone economic data such as Sentix Investor Confidence and Unemployment Rate, the EURUSD still ended 40 pips lower at 1.1319 on Monday as weighed down by the stronger US dollar sentiment. The EURUSD sell-off is likely to continue this morning (11/1), aiming at the support at 1.1280 amid the outlook for the strengthening of the US dollar. However, if it moves up and breaks above the level of 1.1365, there is a chance to buy aiming for the resistance at 1.1380. The potential trading range for the Asian session is 1.1280 - 1.1380.GBPUSDGBPUSD ended down 13 pips to 1.3574 on Monday due to the strengthening US dollar sentiment as the issue of the Fed raising interest rates as soon as possible in March. GBPUSD is likely to be sold further this morning (11/1), testing the support at 1.3540 due to the outlook for the strengthening of the US dollar. However, if it moves up and penetrates above the 1.3605 level, it has a chance to be bought targeting the resistance at 1.3620. The potential trading range for the Asian session is 1.3540 - 1.3620.USDJPYThe increasing demand for the safe asset of the Japanese yen due to the surge in global Covid-19 cases has made USDJPY move lower on Monday, ending 39 pips lower at 115.15 USDJPY is likely to be bought this morning (11/1), aiming for resistance at 115.70 if the dominant sentiment strengthens US dollar due to the outlook for an increase in US interest rates. However, if it moves down until it breaks below the level of 114.95, there is a chance to sell it to test the support at 114.80. Potential Asian session trading range at 1

English

Economy Update : Tuesday, January 11, 2022

§&nbsp;Berlanjut Tertekan, Yield Obligasi Seluruh Tenor Bearish.&nbsp;Seluruh indeks return obligasi Indonesia ditutup melemah. ICBI dan INDOBeXG-TR turun –0,18%. Harga SUN seri Fixed Rate berlanjut didominasi pelemahan dengan rata-rata turun –21,16bps. Adapun rata-rata harga sukuk negara turun –11,94bps. Yield obligasi negara tertekan naik pada seluruh tenor (1-30tahun). Tenor pendek mencatatkan kenaikan rata-rata perubahan paling tinggi hingga +5,39bps. Total volume transaksi obligasi di pasar sekunder naik +10,21% menjadi sebesar Rp27,18tn, sedangkan total frekuensi turun –6,26% menjadi 2.082 transaksi. Senada dengan perdagangan Kamis, kinerja pasar obligasi juga menunjukkan tekanan yang lebih besar pada sesi Jumat sore. Kondisi tersebut dipicu oleh naiknya yield US-Treasury tenor 10-tahun hingga ke level 1,73% setelah adanya peluang pengetatan kebijakan moneter The Fed yang lebih agresif. Perkembangan kasus harian Covid-19 dalam negeri yang terus meningkat akibat Omicron juga turut menjadi sentimen negatif bagi pasar. Sementara itu, kurs spot Rupiah terpantau ditutup menguat 41,0poin di level Rp14.351/US$. Today’s Outlook Pasar obligasi berpotensi berlanjut dalam tekanan pada perdagangan Senin. Tekanan kali ini tidak hanya datang dari issue pengetatan kebijakan moneter The Fed, tetapi juga perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia akibat Omicron. Per 7 Januari, kasus Omicron di Indonesia sudah tercatat sebanyak 318 kasus dimana 93% diantaranya merupakan kasus impor dari luar negeri.<h3 style="margin-left:28,3500pt;text-align:justify;">ECONOMIC GLOBAL</h3>§&nbsp;Nonfarm payrolls AS periode Desember tumbuh sebesar 119ribu, meleset dari ekspektasi yakni tumbuh 422ribu. Meskipun demikian unemployment rate rilis lebih baik dari ekspektasi, turun menjadi 3.9% turun 0.3% dari periode sebelumnya. US Treasury 10yr kembali melanjutkan kenaikan yield pada perdagangan hari Jumat mencapai level 1.77% atau naik 3bps, tenor 2yr naik ke level 0.91% dan tenor 30yr naik ke level 2.14%.Peluang PergerakanEMAS&nbsp;Dipicu oleh memburuknya data non farm payroll AS telah menopang kenaikan harga emas pada perdagangan hari Jumat, ditutup menguat sebesar $6.07 di level $1796.75. Emas berpeluang dibeli pagi ini (10/1), menargetkan resistance di $1802 di tengah outlook pelemahan dollar AS karena pesimisnya data non farm payroll AS. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level $1791, berpeluang dijual menguji support di $1789. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $1789 - $1802.MINYAK&nbsp;Harga minyak berakhir turun $0.78 di level $78.88 pada hari Jumat karena dipicu oleh aksi profit taking di tengah kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19. Aksi jual minyak berpeluang berlanjut pagi ini (10/1), menguji support di $78.00 karena sentimen meningkatnya aktivitas rig AS dalam laporan Baker Hughes. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $78.85, berpeluang dibeli menargetkan resistance di $79.00.EURUSD&nbsp;Membaiknya data CPI Flash Estimate y/y dan Retail Sales m/m kawasan Euro serta melemahnya dollar AS telah menopang EURUSD pada hari Jumat, ditutup menguat 71 pip di level 1.1359. EURUSD berpeluang dibeli lebih lanjut pagi ini (10/1), membidik resistance di 1.1400 karena outlook pelemahan dollar AS dan pandangan yang hawkish dari anggota ECB Schnabel terkait kenaikan harga akhir-akhir ini. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 1.1315, berpeluang dijual menguji support di 1.1300. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.1300 - 1.1400.GBPUSD&nbsp;Melemahnya dollar AS karena pesimisnya data data Non farm AS dan positifnya data &nbsp;Construction PMI Inggris telah menopang kenaikan GBPUSD di hari Jumat, ditutup naik 61 pip di level 1.3587. GBPUSD berpeluang dibeli pagi ini (10/1), membidik resistance di 1.3630 dibalik outlook melemahnya dollar AS. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 1.3565, berpeluang dijual menguji suppor tdi 1.3550. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.3550 - 1.3630.USDJPY&nbsp;Melemahnya data non farm payroll &nbsp;telah memicu aksi jual dolar AS, USDJPY ditutup turun sebesar 24 pip di level 115.54 di hari Jumat. USDJPY berpotensi dijual pagi ini (10/1), menguji support di 115.20 karena outlook melemahnya dollar AS. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 115.85, berpeluang dibeli mengincar resistance di 116.00. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 115.20 - 116.00.AUDUSD&nbsp;Dipicu pelemahan dolar AS dan kenaikan harga komoditas tembaga telah menopang AUDUSD bergerak naik sebesar 21 pip dan ditutup di level 0.7179 pada hari Jumat. AUDUSD berpeluang dibeli pagi ini (10/1), menargetkan resistance di 0.7220 karena optimisnya data Building Approvals Australia. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 0.7165, berpeluang dijual menguji support di 0.7140. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 0.7140 - 0.7220.NIKKEI&nbsp;Dipicu penguatan yen Jepang dan melemahnya Wall Street telah menekan turun indeks Nikkei sebesar 320 poin di hari Jumat di level 28390. Indeks Nikkei berpeluang dijual pagi ini (10/1), menguji support di 28200 di tengah outlook pelemahan Wall Street. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 28460, berpeluang dibeli membidik resistance di 28500. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 28200 - 28500.HANGSENGDitopang sentimen reboundnya saham teknologi seperti Alibaba Group dan Tencent Holdings telah memicu kenaikan indeks Hang Seng di hari Jumat, berakhir naik 361 poin di level 23564. Indeks Hang Seng berpeluang dijual pagi ini (10/1), menguji support di 23400 di tengah outlook melemahnya Wall Street. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 23670, berpeluang dibeli mengincar resistance di 23700. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 23400 - 23700.Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Senin, 10 Januari 2022

Ekonomi Update : Senin, 10 Januari 2022

Continuing to be depressed, all tenor bond yields are bearish. All Indonesian bond return indexes closed lower. ICBI and INDOBeXG-TR fell –0.18%. Fixed Rate series SUN prices continued to be dominated by weakening with an average decline of –21.16 bps. The average price of state sukuk fell -11.94 bps. Government bond yields were pressured to rise in all tenors (1-30 years). Short tenors posted the highest average change gain of +5.39bps. The total volume of bond transactions in the secondary market increased +10.21% to Rp27.18tn, while the total frequency decreased –6.26% to 2,082 transactions. In line with Thursday's trading, bond market performance also showed greater pressure in the Friday afternoon session. This condition was triggered by the increase in the 10-year tenor US-Treasury yield to 1.73% after the opportunity for more aggressive tightening of the Fed's monetary policy. The development of daily domestic Covid-19 cases, which continues to increase due to Omicron, has also become a negative sentiment for the market. Meanwhile, the Rupiah spot rate was observed to close 41.0 points higher at the level of Rp14,351/US$. Today's Outlook The bond market has the potential to continue under pressure in Monday's trading. The pressure this time did not only come from the issue of tightening the Fed's monetary policy, but also the development of the Covid-19 case in Indonesia due to Omicron. As of January 7, Omicron cases in Indonesia have recorded 318 cases, of which 93% are imported cases.<h3>GLOBAL ECONOMICS</h3>US nonfarm payrolls for the December period grew by 119K, missing expectations of 422K growth. However, the unemployment rate release was better than expected, dropping to 3.9%, down 0.3% from the previous period. The 10yr US Treasury continued to increase yields on Friday's trading reaching 1.77% or up 3bps, the 2yr tenor rose to 0.91% and the 30yr tenor rose to 2.14%. Movement OpportunitiesGOLD Triggered by the deteriorating US non-farm payrolls data, it had supported the rise in gold prices in Friday's trading, closing higher by $6.07 at $1796.75. Gold is likely to be bought this morning (10/1), targeting the resistance at $1802 amid the outlook for the weakening US dollar due to pessimistic US non-farm payroll data. However, if it moves down until it breaks below the $1791 level, it has a chance to be sold to test the support at $1789. The potential trading range for the Asian session is $1789 - $1802.OIL Oil prices ended down $0.78 at $78.88 on Friday as it was fueled by profit-taking amid concerns over the spread of the Covid-19 virus. The oil sell-off is likely to continue this morning (10/1), testing the support at $78.00 as sentiment increases in US rig activity in the Baker Hughes report. However, if it moves up and breaks above the $78.85 level, there is a chance to buy it targeting the resistance at $79.00.EURUSD The improving CPI Flash Estimate y/y and Retail Sales m/m data in the Euro area as well as the weakening US dollar supported the EURUSD on Friday, closing 71 pips higher at the level of 1.1359. EURUSD is likely to be bought further this morning (10/1), aiming for the resistance at 1.1400 due to the outlook for US dollar weakness and hawkish views from ECB member Schnabel regarding recent price increases. However, if it moves down to penetrate below the 1.1315 level, there is a chance to sell it to test the support at 1.1300. Potential Asian session trading range is at 1.1300 - 1.1400.GBPUSD The weakening of the US dollar due to pessimistic US non-farm data and positive UK Construction PMI data have supported the GBPUSD's rise on Friday, closing up 61 pips at 1.3587. GBPUSD is likely to be bought this morning (10/1), aiming at the resistance at 1.3630 behind the outlook for the weakening US dollar. However, if it moves down until it breaks below the 1.3565 level, there is a chance to sell it to test the support at 1.3550. The potential trading range for the Asian session is at 1.3550 - 1.3630.USDJPY Weakening non-farm payroll data has triggered a sell-off in the US dollar, USDJPY closed down 24 pips at 115.54 on Friday. USDJPY has the potential to be sold this morning (10/1), testing the support at 115.20 due to the weakening outlook for the US dollar. However, if it moves up and breaks above the level of 115.85, there is a chance to buy it aiming for the resistance at 116.00. The potential trading range for the Asian session is 115.20 - 116.00.AUDUSD Triggered by the weakening of the US dollar and rising copper commodity prices, the AUDUSD moved up 21 pips and closed at 0.7179 levels on Friday. AUDUSD is likely to be bought this morning (10/1), targeting the resistance at 0.7220 due to the optimistic Australian Building Approvals data. However, if it moves down to penetrate below the level of 0.7165, there is a chance to sell it to test the support at 0.7140. The potential trading range for the Asian session is 0.7140 - 0.7220.NIKKEI Triggered by the strengthening of the Japanese yen and the weakening of Wall Street, the Nikkei index fell by 320 points on Friday at 28390. The Nikkei index is likely to be sold in the morning.

Economy Update : Monday, January 10, 2022

§&nbsp;Perdagangan Kamis, ICBI Menguat Terbatas.&nbsp;Indeks return obligasi Indonesia baik konvensional maupun sukuk kompak menguat dalam kisaran terbatas yakni antara +0,02% hingga +0,03%. Harga SUN seri Fixed Rate bergerak variatif dengan ratarata perubahan pada seluruh serinya naik tipis sebesar +1,25bps. Kurva yield obligasi negara, PHEI-IGSYC, berpola mixed. Rata-rata perubahan seluruh tenor (1-30tahun) naik +0,14bps. Kenaikan rata-rata yield dicatatkan kelompok tenor pendek dan panjang. Volume perdagangan obligasi di pasar sekunder meningkat menjadi Rp15,07tn (+20,83%). Sedangkan total frekuensi juga naik menjadi 1.295 transaksi (+37,91%). Ditengah dominannya sentimen negatif di pasar, penguatan terbatas pasar obligasi diperkirakan karena aksi trading investor. Pasar juga masih dibayangi risiko dampak kenaikan inflasi AS dan munculnya spekulasi penambahan nominal tapering oleh The Fed sehingga turut mendorong potensi kenaikan FFR lebih cepat. Nilai kurs spot Rupiah terhadap USD ditutup melemah yakni sebesar 23poin ke level Rp14.288/US$. Today’s Outlook Ditengah belum adanya sentimen lanjutan dari domestik, faktor penggerak pasar diperkirakan masih berasal dari global. Selain meningkatnya spekulasi terhadap percepatan tapering dan kenaikan FFR akibat lonjakan inflasi AS, pasar juga akan mencermati bagaimana kondisi Eropa yang masih diwarnai lonjakan kasus Covid-19. Jerman yang menjadi ekonomi terbesar di Eropa memutuskan untuk melakukan pembatasan dengan kemungkinan adanya lockdown &nbsp;total.§&nbsp;IHSG ditutup mendekati level 6,700 mengiringi penguatan harga komoditas global. IHSG ditutup menguat +16.07 poin (+0.24%) menjadi 6,699.35. Saham TLKM (+5.26%) tercatat sebagai saham yang paling banyak dikoleksi investor asing dan menjadi pemimpin penguatan di sektor Infrastruktur (+1.09%). Pergerakan IHSG yang naik juga disebabkan oleh sentimen positif dari harga komoditas global yang naik. Harga minyak mentah telah kembali ke atas USD 80/barel sementara harga gas alam dan batu bara masih dijual di bawah harga tertinggi sepanjang masa yang tercatat Oktober lalu. Selain itu, harga timah juga melonjak menyusul rencana Indonesia menghentikan ekspor timah pada 2024 sebagai upaya menarik investasi ke pengolahan hilir dan manufaktur di dalam negeri. Harga timah naik ke rekor tertinggi baru dengan kontrak tiga bulan mencapai USD 40 ribu per ton untuk pertama kalinya.<h3 style="margin-left:28,3500pt;text-align:justify;">ECONOMIC GLOBAL</h3>§&nbsp;Komite the Fed dalam FOMC Meeting Minutes cenderung lebih hawkish dibandingkan sebelumnya dengan menekankan pentingnya fleksibilitas dalam penyesuaian program tapering untuk menghadapi risiko. Beberapa member the Fed juga menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan kecepatan tapering jika tingkat inflasi masih tetap tinggi. Meskipun demikian, komite menyatakan bahwa kecepatan tapering tidak dapat dijadikan referensi terkait seberapa cepat the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga.§&nbsp;Penjualan pusat perbelanjaan di Jepang pada bulan tumbuh +2,9% YoY di bulan Oktober 2021, berbalik positif dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -4,3% YoY. Hal ini sejalan dengan pembukaan kembali ekonomi di Jepang, meskipun level ini masih berada dibawah level pre-pandemiPeluang PergerakanEmasDolar AS yang mampu mempertahankan kenaikan di level tertingi di tengah libur Thanksgiving telah menekan turun harga emas pada hari Kamis, hingga ditutup melemah sebesar $0.14 di level $1788.20. Di sesi Asia (26/11), harga emas berpotensi dibeli uji resistance $1805 selama harga bertahan di atas level $1787. Namun jika turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support $1778. Potensi rentang harga di sesi Asia : $1778 - $1805Minyak MentahTerbebani oleh sentimen pelepasan cadangan minyak mentah konsumen utama, telah menekan turun harga minyak hingga ditutup turun sebesar $0.30 di level $78.02 di hari Kamis. Di sesi Asia (26/11),Harga minyak berpotensi dijual uji support $76.30 selama harga bertahan di bawah level $78.30. Namun naik ke atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance $79.20. Potensi rentang harga di sesi Asia : $76.30 - $79.20EURUSDEURUSD berakhir menguat sebesar 12 pip di level 1.1205 pada hari Kamis, tertopang kabarcalon pengganti Kanselir Jerman yang akan mengakhiri masa jabatan pada awal Desember nampak memilih tidak akan melakukan pembatasan sosial di negara tersebut. Di sesi Asia (26/11), EURUSD berpotensi dibeli uji resistance 1.1230 tertopang sentimen positif calon pengganti kanselir Jerman yang akan turun pada awal Desember emndatang. Namun jika turun ke abwah level 1.1200 berpeluang dijual uji support 1.1180. Potensi rentang harga di sesi Asia : 1.1180 - 1.1255GBPUSDKekhawatiran Brexit dan potensi dovish BOE&nbsp;serta menguatnya dolar AS telah menekan turun GBPUSD sebesar 5 pip di level 1.3317 pada akhir hari Rabu. Di sesi Asia (26/11),GBPUSD berpotensi dijual uji support 1.3280 selama harga bertahan di bawah level 1.3330. Namun jika bergerak naik ke atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance 1.3350. Potensi rentang harga di sesi Asia : 1.3280 - 1.3350NikkeiTertopang keputusan kenaikan suku bunga dari Bank of Korea di pekan ini masih membantu sentimen naik indeks Asia, dengan Nikkei berakhir naik 60 poin ke level 29485 pada hari Kamis. Di sesi Asia (26/11), Indeks Nikkei melemah setelah laporan Retail Sales Australia yang lebih tinggi dari ekspektasi, memicu pelaku pasar melepas posisi berisiko, berpeluang dijual uji support 28800. Bila berbalik naik ke atas level 29200 berpeluang dibeli uji resistance 29425. Potensi rentang harga di sesi Asia : 28800 – 29425.Hang SengPositifnya kinerja saham teknologi telah menopang kenaikan indeks Hang Seng sebesar 87poin dan ditutup di level 24668 pada akhir perdagangan hari Kamis.&nbsp; Di sesi Asia (26/11), Indeks Hang Seng berpeluang dijual uji support 24525 bila harga bergerak di bawah level 24660. Namun jika bergerak di atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance 24770. Potensi rentang harga di sesi Asia : 24525 - 24770Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Jumat, 26 November 2021

§&nbsp;Perdagangan Kamis, ICBI Menguat Terbatas.&nbsp;Indeks return obligasi Indonesia baik konvensional maupun sukuk kompak menguat dalam kisaran terbatas yakni antara +0,02% hingga +0,03%. Harga SUN seri Fixed Rate bergerak variatif dengan ratarata perubahan pada seluruh serinya naik tipis sebesar +1,25bps. Kurva yield obligasi negara, PHEI-IGSYC, berpola mixed. Rata-rata perubahan seluruh tenor (1-30tahun) naik +0,14bps. Kenaikan rata-rata yield dicatatkan kelompok tenor pendek dan panjang. Volume perdagangan obligasi di pasar sekunder meningkat menjadi Rp15,07tn (+20,83%). Sedangkan total frekuensi juga naik menjadi 1.295 transaksi (+37,91%). Ditengah dominannya sentimen negatif di pasar, penguatan terbatas pasar obligasi diperkirakan karena aksi trading investor. Pasar juga masih dibayangi risiko dampak kenaikan inflasi AS dan munculnya spekulasi penambahan nominal tapering oleh The Fed sehingga turut mendorong potensi kenaikan FFR lebih cepat. Nilai kurs spot Rupiah terhadap USD ditutup melemah yakni sebesar 23poin ke level Rp14.288/US$. Today’s Outlook Ditengah belum adanya sentimen lanjutan dari domestik, faktor penggerak pasar diperkirakan masih berasal dari global. Selain meningkatnya spekulasi terhadap percepatan tapering dan kenaikan FFR akibat lonjakan inflasi AS, pasar juga akan mencermati bagaimana kondisi Eropa yang masih diwarnai lonjakan kasus Covid-19. Jerman yang menjadi ekonomi terbesar di Eropa memutuskan untuk melakukan pembatasan dengan kemungkinan adanya lockdown &nbsp;total.&nbsp;§&nbsp;IHSG ditutup mendekati level 6,700 mengiringi penguatan harga komoditas global. IHSG ditutup menguat +16.07 poin (+0.24%) menjadi 6,699.35. Saham TLKM (+5.26%) tercatat sebagai saham yang paling banyak dikoleksi investor asing dan menjadi pemimpin penguatan di sektor Infrastruktur (+1.09%). Pergerakan IHSG yang naik juga disebabkan oleh sentimen positif dari harga komoditas global yang naik. Harga minyak mentah telah kembali ke atas USD 80/barel sementara harga gas alam dan batu bara masih dijual di bawah harga tertinggi sepanjang masa yang tercatat Oktober lalu. Selain itu, harga timah juga melonjak menyusul rencana Indonesia menghentikan ekspor timah pada 2024 sebagai upaya menarik investasi ke pengolahan hilir dan manufaktur di dalam negeri. Harga timah naik ke rekor tertinggi baru dengan kontrak tiga bulan mencapai USD 40 ribu per ton untuk pertama kalinya.<h3 style="margin-left:28,3500pt;text-align:justify;">ECONOMIC GLOBAL&nbsp;</h3>§&nbsp;Komite the Fed dalam FOMC Meeting Minutes cenderung lebih hawkish dibandingkan sebelumnya dengan menekankan pentingnya fleksibilitas dalam penyesuaian program tapering untuk menghadapi risiko. Beberapa member the Fed juga menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan kecepatan tapering jika tingkat inflasi masih tetap tinggi. Meskipun demikian, komite menyatakan bahwa kecepatan tapering tidak dapat dijadikan referensi terkait seberapa cepat the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga.&nbsp;§&nbsp;Penjualan pusat perbelanjaan di Jepang pada bulan tumbuh +2,9% YoY di bulan Oktober 2021, berbalik positif dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -4,3% YoY. Hal ini sejalan dengan pembukaan kembali ekonomi di Jepang, meskipun level ini masih berada dibawah level pre-pandemiPeluang PergerakanEmasDolar AS yang mampu mempertahankan kenaikan di level tertingi di tengah libur Thanksgiving telah menekan turun harga emas pada hari Kamis, hingga ditutup melemah sebesar $0.14 di level $1788.20. Di sesi Asia (26/11), harga emas berpotensi dibeli uji resistance $1805 selama harga bertahan di atas level $1787. Namun jika turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support $1778. Potensi rentang harga di sesi Asia : $1778 - $1805Minyak MentahTerbebani oleh sentimen pelepasan cadangan minyak mentah konsumen utama, telah menekan turun harga minyak hingga ditutup turun sebesar $0.30 di level $78.02 di hari Kamis. Di sesi Asia (26/11),Harga minyak berpotensi dijual uji support $76.30 selama harga bertahan di bawah level $78.30. Namun naik ke atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance $79.20. Potensi rentang harga di sesi Asia : $76.30 - $79.20EURUSDEURUSD berakhir menguat sebesar 12 pip di level 1.1205 pada hari Kamis, tertopang kabarcalon pengganti Kanselir Jerman yang akan mengakhiri masa jabatan pada awal Desember nampak memilih tidak akan melakukan pembatasan sosial di negara tersebut. Di sesi Asia (26/11), EURUSD berpotensi dibeli uji resistance 1.1230 tertopang sentimen positif calon pengganti kanselir Jerman yang akan turun pada awal Desember emndatang. Namun jika turun ke abwah level 1.1200 berpeluang dijual uji support 1.1180. Potensi rentang harga di sesi Asia : 1.1180 - 1.1255GBPUSDKekhawatiran Brexit dan potensi dovish BOE&nbsp;serta menguatnya dolar AS telah menekan turun GBPUSD sebesar 5 pip di level 1.3317 pada akhir hari Rabu. Di sesi Asia (26/11),GBPUSD berpotensi dijual uji support 1.3280 selama harga bertahan di bawah level 1.3330. Namun jika bergerak naik ke atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance 1.3350. Potensi rentang harga di sesi Asia : 1.3280 - 1.3350NikkeiTertopang keputusan kenaikan suku bunga dari Bank of Korea di pekan ini masih membantu sentimen naik indeks Asia, dengan Nikkei berakhir naik 60 poin ke level 29485 pada hari Kamis. Di sesi Asia (26/11), Indeks Nikkei melemah setelah laporan Retail Sales Australia yang lebih tinggi dari ekspektasi, memicu pelaku pasar melepas posisi berisiko, berpeluang dijual uji support 28800. Bila berbalik naik ke atas level 29200 berpeluang dibeli uji resistance 29425. Potensi rentang harga di sesi Asia : 28800 – 29425.Hang SengPositifnya kinerja saham teknologi telah menopang kenaikan indeks Hang Seng sebesar 87poin dan ditutup di level 24668 pada akhir perdagangan hari Kamis.&nbsp; Di sesi Asia (26/11), Indeks Hang Seng berpeluang dijual uji support 24525 bila harga bergerak di bawah level 24660. Namun jika bergerak di atas level tersebut berpeluang dibeli uji resistance 24770. Potensi rentang harga di sesi Asia : 24525 - 24770Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Friday, November 26, 2021

Jumat, 26 November  2021

§&nbsp;Seluruh Indeks Return Obligasi Menguat.&nbsp;Indeks return obligasi Indonesia baik konvensional maupun sukuk kompak menguat yakni dalam kisaran +0,02% hingga +0,06%. Harga SUN seri Fixed Rate bergerak variatif dengan ratarata perubahan pada seluruh serinya turun tipis sebesar –0,03bps. Kurva yield obligasi negara, PHEI-IGSYC, berpola mixed. Rata-rata perubahan seluruh tenor (1-30tahun) turun –0,27bps. Penurunan rata-rata yield dicatatkan kelompok tenor pendek dan menengah. Volume perdagangan obligasi di pasar sekunder turun menjadi Rp12,47tn (-21,41%). Sedangkan total frekuensi juga turun menjadi 939 transaksi (-24,21%). Kinerja pasar obligasi Indonesia terpantau menguat meski masih dalam kisaran terbatas. Sentimen positif diperkirakan berasal dari rilis terbaru lembaga rating internasional, Fitch Rating, yang mengafirmasi sovereign credit rating Indonesia pada level BBB (investment grade) dengan outlook stabil. Sedangkan sentimen negatif yang membatasi pergerakan pasar diperkirakan masih berasal dari lonjakan Covid-19 di Eropa dan bayang-bayang kenaikan inflasi serta yield obligasi Amerika. Today’s Outlook Pola terbatas dengan kecenderungan menguat diprediksi masih akan mewarnai gerak pasar pada perdagangan Kamis. Euforia update terbaru dari Fitch Rating dan didukung dengan masih stabilnya pergerakan Rupiah diprediksi menjadi faktor positif untuk pasar. Sementara itu, pergerakan pasar juga dibayangi rilis inflasi inti PCE Amerika yang berada di level 4,1%yoy atau tertinggi lebih dari 30 tahun terakhir.ECONOMIC GLOBAL§&nbsp;Dollar AS berpeluang menguat di tengah menguatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya lebih cepat dari rekan-rekannya.&nbsp;Berdasarkan hasil notula rapat pertemuan FOMC yang dirilis semalam menunjukkan bahwa sejumlah pembuat kebijakan The Fed mengatakan bahwa mereka akan terbuka untuk mempercepat penghapusan program pembelian obligasi mereka jika inflasi bergerak lebih tinggi dan akan bergerak lebih cepat untuk menaikan suku bunga. Sebelumnya, Presiden Fed San Fransisco Mary Daly juga mengatakan bahwa dia dapat melihat adanya sebuah argumen untuk mempercepat pemangkasan program pembelian obligasi The Fed.&nbsp;Sementara itu dari perkembangan penyebaran virus Covid-19 di Eropa tampaknya belum menunjukkan adanya perbaikan.&nbsp;Dari Perancis dilaporkan epidemi memburuk setelah pemerintah melaporkan adanya 30.000 kasus setiap harinya. Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah baru pada hari Kamis mengenai dosis vaksin booster, langkah pencegahan yang lebih seperti pemakaian masker dan kemungkinan perubahan pada izin kesehatan.&nbsp;Sebelumnya pasar sudah mendapatkan kabar bahwa Austria telah menjadi negara pertama yang mengumumkan kebijakan lockdown untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Pemerintah mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan berlangsung setidaknya 10 hari namun dapat diperpanjang hingga 20 hari.&nbsp;Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data ekonomi Jerman serta pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde. Jika data ekonomi dan pidato hasilnya pesimis berpeluang menekan turun EURUSD. Begitupun untuk sebaliknya.&nbsp;Peluang PergerakanEmasTerbebani oleh penguatan dolar AS seiring tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS telah menekan turun harga emas sebesar $0.44 dan ditutup di level $1788.34 di akhir perdagangan hari Rabu.&nbsp;Di sesi Asia (25/11), harga emas berpotensi dibeli uji resistance $1805 bila terjadi koreksi pada dolar AS dan harga bertahan di atas level $1785. Namun turun ke abwah level tersebut berpeluang dijual uji support $1778. Potensi rentang harga di sesi Asia: $1778 - $1805.Minyak MentahMeningkatnya jumlah cadangan minyak AS seperti dilaporkan EIA telah menekan turun harga minyak sebesar $0.18 dan ditutup dilevel $78.32 di akhir sesi Rabu. Di sesi Asia (25/11), minyak mentah berpotensi dibeli uji resistance $79.35 bila bertahan di atas level $77.80. Namun turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support $77.15. Potensi rentang harga di sesi Asia: $77.15 - 79.35.EURUSDECB yang dovish, memburuknya data&nbsp;German ifo Business Climate dan menguatnya dolar AS telah menekan turun EURUSD sebesar 49 pip di level 1.1193 pada hari Rabu. Di sesi Asia (25/11), EURUSD berpotensi dibeli uji resistance 1.1255 bila bertahan di atas level 1.1185. Namun turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support 1.1150.&nbsp; Potensi rentang harga di sesi Asia: 1.1150 - 1.1255.GBPUSDKekhawatiran Brexit dan aksi beli dolar AS telah memicu penurunan GBPUSD, hingga ditutup melemah sebesar 51 pip di level 1.3322 pada penutupan hari Rabu.&nbsp; Di sesi Asia (25/11), GBPUSD berpotensi dibeli uji resistance 1.3390 selama bertahan di atas level 1.3315. Namun turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support 1.3280. Potensi rentang harga di sesi Asia: 1.3280 &nbsp;- 1.3390.NikkeiDipicu sikap bank sentral Selandia Baru yang memutuskan kenaikan suku bunga acuan telah menekan turun pasar saham Asia, Nikkei ditutup melemah sebesar 255 poin di level 29425 di akhir hari Rabu. Di sesi Asia (25/11), Indeks Nikkei berpotensi dibeli uji resistance 29630 selama harga bertahan di atas level 29425. Namun turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support 29315. Potensi rentang harga di sesi Asia: 29315 - 29630.Hang SengTertopang performa positif bursa Wall Street, indeks Hang Seng naik sebesar 32 poin di level 24581 pada penutupan hari Rabu. Di sesi Asia (25/11), Indeks Hang Seng berpeluang dibeli uji resistance 24715 selama harga bertahan di atas level 24525. Namun jika turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual uji support 24430. Potensi rentang harga di sesi Asia: 24430 - 24715.Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Kamis, 25 November 2021

All Bond Return Index Strengthened. The return index for Indonesian bonds, both conventional and compact sukuk, strengthened in the range of +0.02% to +0.06%. Fixed Rate series SUN prices moved varied with the average change in all series slightly down by –0.03 bps. The government bond yield curve, PHEI-IGSYC, has a mixed pattern. The average change across all tenors (1-30 years) fell –0.27bps. The decline in the average yield was recorded in the short and medium tenor groups. Bond trading volume in the secondary market fell to Rp12.47tn (-21.41%). Meanwhile, the total frequency also decreased to 939 transactions (-24.21%). The performance of the Indonesian bond market was observed to be strengthening, although it was still in a limited range. Positive sentiment is expected to come from the latest release from the international rating agency, Fitch Rating, which affirmed Indonesia's sovereign credit rating at BBB (investment grade) level with a stable outlook. Meanwhile, negative sentiment limiting market movements is estimated to still come from the Covid-19 spike in Europe and the shadow of rising inflation and American bond yields. Today's Outlook A limited pattern with a tendency to strengthen is predicted to continue to color the market's movements in Thursday's trading. The euphoria of the latest update from Fitch Ratings and supported by the stable movement of the Rupiah is predicted to be a positive factor for the market. Meanwhile, market movements were also overshadowed by the release of US core PCE inflation at 4.1% yoy or the highest in more than 30 years.<h3>GLOBAL ECONOMICS</h3>The US dollar is likely to strengthen amid strong market confidence that the Federal Reserve will tighten monetary policy faster than its peers. The minutes of the FOMC meeting released last night showed that a number of Fed policymakers said they would be open to speeding up the elimination of their bond-buying program if inflation moved higher and would move faster to raise interest rates. Earlier, San Francisco Fed President Mary Daly also said she could see an argument for speeding up cutting the Fed's bond-buying program. Meanwhile, the development of the spread of the Covid-19 virus in Europe does not seem to show any improvement. From France, it was reported that the epidemic worsened after the government reported 30,000 cases every day. French Health Minister Olivier Veran is expected to announce new measures on Thursday regarding booster vaccine doses, more preventative measures such as wearing masks and possible changes to health clearances. Previously, the market had received news that Austria had become the first country to announce a lockdown policy to deal with the surge in Covid-19 cases. The government said the policy would last at least 10 days but could be extended for up to 20 days. Later in the day the market will look for a catalyst from German economic data as well as statements by ECB President Christine Lagarde. If the economic data and speech are pessimistic, it has the opportunity to push down the EURUSD. Likewise for the opposite. Movement Opportunities Gold Weighed down by the strengthening of the US dollar as the high yields on US bonds pushed down the gold price by $0.44 and closed at $1788.34 in late trading on Wednesday. In the Asian session (25/11), the price of gold has the potential to be bought to test the resistance at $1805 if there is a correction in the US dollar and the price stays above the level of $1785. However, a drop below that level is likely to be sold to test the support at $1778. Potential price range in the Asian session: $1778 - $1805. Crude oil The increase in the number of US oil reserves as reported by the EIA has pushed down oil prices by $ 0.18 and closed at $ 78.32 at the end of the session Wednesday. In the Asian session (25/11), crude oil has the potential to be bought to test the resistance at $79.35 if it stays above the level of $77.80. However, a drop below that level is likely to be sold to test the support at $77.15. Potential price range in the Asian session: $77.15 - 79.35. EURUSD A dovish ECB, deteriorating German ifo Business Climate data and a stronger US dollar have pushed EURUSD down 49 pips at 1.1193 on Wednesday. In the Asian session (25/11), EURUSD has the potential to be bought to test the resistance at 1.1255 if it stays above the 1.1185 level. However, a drop below that level is likely to be sold to test the support at 1.1150. Potential price range in the Asian session: 1.1150 - 1.1255. GBPUSD Brexit concerns and US dollar buying have fueled the decline in GBPUSD, to close down 51 pips at 1.3322 on Wednesday's close. In the Asian session (25/11), GBPUSD has the potential to be bought to test the resistance at 1.3390 as long as it stays above the 1.3315 level. However, a drop below that level is likely to be sold to test the support at 1.3280. Potential price range in the Asian session: 1.3280 - 1.3390. Nikkei Triggered by the New Zealand central bank's decision to increase its benchmark interest rate, it has pushed down Asian stock markets,

Thursday, November 25, 2021

§&nbsp;Minim Sentimen, Pasar Obligasi Indonesia Tertahan Sideways.&nbsp;Seluruh indeks return obligasi Indonesia ditutup dalam rentang perubahan yang sangat terbatas yakni antara –0,002% hingga +0,02%. Rata-rata perubahan harga pada seluruh seri SUN Fixed Rate turun –2,13bps. Sementara rata-rata harga sukuk negara turun sebesar –2,05bps. Kurva yield obligasi negara, PHEI-IGSYC, berpola mixed dengan tekanan naik pada tenor pendek dan panjang. Rata -rata yield tenor 1-30tahun di sesi sore naik +0,60bps. Aktivitas perdagangan obligasi di pasar sekunder menurun. Total volume turun sebesar –19,45% menjadi Rp8,00tn. Sementara total frekuensi turun –19,92% menjadi 1.142 transaksi. Menutup perdagangan pekan kedua November, gerak pasar obligasi Indonesia masih tertahan sideways. Pasar masih minim sentimen dominan lanjutan baik dari domestik maupun global. Sementara itu, kurs spot Rupiah terhadap USD justru sanggup menguat hingga 59,0poin ke level Rp14.219/US$. Today’s Outlook Pada perdagangan Senin, pergerakan pasar obligasi domestik berpotensi melemah namun masih cenderung terbatas. Pasar diperkirakan kembali mencermati bagaimana pergerakan lanjutan yield US Treasury paska lonjakan inflasi AS periode Oktober. Sentimen penekan diperkirakan juga dapat berasal dari rilis data awal GDP Q3 Jepang yang diproyeksi terkontraksi dan neraca dagang Indonesia periode Oktober yang diprediksi mencatat penurunan surplus.§&nbsp;IHSG terkoreksi setelah mencetak rekor karena dibayangi oleh aksi profit taking.&nbsp;IHSG terkoreksi 40.29 poin (-0.60%) ke level 6651.05 di akhir pekan dengan sektor keuangan (-1.17%) dan sektor konsumsi non primer (-1.10%) yang paling tertekan. Investor mengambil langkah profit taking setelah IHSG mencetak rekor ke level tertingginya sepanjang masa. Sementara selama sepekan, IHSG sudah menguat sebesar 1.05% karena meningkatnya optimisme pasar ditengah pelonggaran yang lebih besar pada mobilitas berhasil mengimbangi kekhawatiran kenaikan inflasi AS. Selanjutnya, investor domestik tengah menanti data neraca perdagangan bulan Oktober yang akan dirilis hari Senin (15/11), dengan ekspektasi konsensus neraca perdagangan bulan Oktober surplus sekitar USD 3.87 miliar atau lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar USD 4.37 miliar. Di sisi lain, investor juga masih terus memantau hasil dari kinerja kuartal III.<h3 style="margin-left:28,3500pt;text-align:justify;">ECONOMIC GLOBAL&nbsp;</h3>§&nbsp;Ekspektasi inflasi jangka pendek (1 tahun) di US mengalami kenaikan tipis di November 2021, dimana U. of Mich 1-yr inflation expectation naik ke +4,9% YoY (cons: +4,9%, prior: +4,8%), sesuai dengan estimasi konsensus. Untuk ekspektasi inflasi jangka panjang, masih cenderung stabil di lebel yang tinggi yakni dilevel +2,9% YoY, tidak berubah dibandingkan dengan level pada periode sebelumnya.Peluang PergerakanEMASMelemahnya data Consumen Sentimen University of Michigan di bawah ekspektasi telah memicu menguatnya harga emas sebesar $2.48 di akhir sesi Jumat ke level $1864.23. &nbsp;Pagi ini (15/11), harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance $1877 selama harga bertahan di atas level support $1862. Namun, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas &nbsp;menguji level support selanjutnya &nbsp;$1854. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia $1854 - $1877.MINYAK&nbsp;Kekhawatiran turunnya daya beli bahan bakar di AS karena tingginya inflasi, telah menekan turun harga minyak sebesar $0.46 ke level penutupan $80.69 di akhir sesi Jumat. Pagi ini (15/11), harga minyak berpeluang dijual untuk menguji level support $79.65 selama harga tertahan di bawah level resistance $81.60. Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap harga minyak &nbsp;menguji level resistance selanjutnya &nbsp;$82.50. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia $79.65 - $82.50. &nbsp;EURUSD&nbsp;Berlanjutnya reli kenaikan &nbsp;dolar AS di akhir sesi Jumat telah menekan turun EURUSD, ditutup melemah 6 pip ke level 1.1442 pada akhir hari Jumat. Pagi ini (15/11), EURUSD berpeluang dijual untuk menguji level support 1.1395 selama harga tertahan di bawah level resistance 1.1460. Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap EURUSD menguji level resistance selanjutnya 1.1485. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia 1.1395 - 1.1485.&nbsp;GBPUSD&nbsp;GBPUSD bergerak naik 48 pip ke level 1.3416 pada hari Jumat di tengah pembahasan pemenuhan perjanjian Brexit. Pagi ini (15/11), GBPUSD berpeluang dijual untuk menguji level support 1.3360 karena terbebani oleh outlook kenaikan dolar AS. Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance 1.3425, maka berpotensi memicu aksi beli terhadap GBPUSD menguji level resistance selanjutnya &nbsp;1.3460. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia &nbsp;1.3360 - 1.3460.&nbsp;NIKKEIOptimisme akan pulihnya ekonomi di Asia, termasuk Jepang telah membantu penguatan indeks Nikkei 285 poin ke level 29700 di hari Jumat. Pagi ini (15/11), indeks Nikkei berpeluang dibeli untuk menguji level resistance 30030 selama harga bertahan di atas level support 29700. Namun, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap &nbsp;indeks Nikkei &nbsp; menguji level support selanjutnya 29535. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia 29535 - 30030Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Senin, 15 November 2021

Senin, 15 November  2021

Minimal Sentiment, Indonesian Bond Market Holds Sideways. All Indonesian bond return indices closed within a very limited range of change, between –0.002% to +0.02%. The average price change for all series of Fixed Rate SUN dropped –2.13bps. Meanwhile, the average price of state sukuk fell by -2.05 bps. The government bond yield curve, PHEI-IGSYC, has a mixed pattern with upward pressure on short and long tenors. Average yield of 1-30 year tenor in the afternoon session rose +0.60bps. Bond trading activity in the secondary market declined. Total volume decreased by –19.45% to Rp8.00tn. Meanwhile, the total frequency decreased -19,92% to 1,142 transactions. Closing the second week of November trading, the movement of the Indonesian bond market was still sideways. The market still lacks further dominant sentiment, both domestically and globally. Meanwhile, the spot rate of the Rupiah against the USD was able to strengthen up to 59.0 points to the level of Rp. 14,219/US$. Today's Outlook On Monday trading, the movement of the domestic bond market has the potential to weaken but still tends to be limited. The market is expected to pay close attention to the continued movement of US Treasury yields after the surge in US inflation for the October period. Depressing sentiment is also expected to come from the release of preliminary data on Japan's Q3 GDP which is projected to contract and Indonesia's trade balance for the October period which is predicted to record a decrease in surplus.JCI corrected after setting a record because it was overshadowed by profit taking. JCI corrected 40.29 points (-0.60%) to 6651.05 at the end of the week with the financial sector (-1.17%) and the non-primary consumption sector (-1.10%) being the most depressed. Investors took profit-taking steps after the JCI set a record to an all-time high. Meanwhile, during the week, the JCI has strengthened by 1.05% due to increased market optimism amid greater easing in mobility, which has managed to offset fears of rising US inflation. Furthermore, domestic investors are waiting for the October trade balance data to be released on Monday (15/11), with consensus expectations of the October trade balance being a surplus of around USD 3.87 billion or lower than the previous period of USD 4.37 billion. On the other hand, investors are also still monitoring the results of the third quarter performance.<h3>GLOBAL ECONOMICS</h3>Short-term (1 year) inflation expectations in the US experienced a slight increase in November 2021, where the U. of Mich 1-yr inflation expectation rose to +4.9% YoY (cons: +4.9%, prior: +4, 8%), according to the consensus estimate. In terms of long-term inflation expectations, it still tends to be stable at a high level at +2.9% YoY, unchanged from the level in the previous period.Movement OpportunityGOLDThe weakening of the University of Michigan's Consumer Sentiment data below expectations has triggered the strengthening of gold prices by $2.48 at the end of Friday's session to $1864.23. This morning (15/11), gold price has the opportunity to buy to test the resistance level of $1877 as long as the price stays above the support level of $1862. However, a decline lower than the support level is likely to trigger a sell-off against the gold price to test the next support level at $1854. The potential trading range in the Asian session is $1854 - $1877.OILFears of falling fuel purchasing power in the US due to high inflation, have pushed down oil prices by $0.46 to a closing level of $80.69 at the end of Friday's session. This morning (15/11), the price of oil has a chance to be sold to test the support level of $79.65 as long as the price is stuck below the resistance level of $81.60. However, a rise higher than the resistance level has the potential to trigger buying action on oil prices to test the next resistance level of $82.50. The potential trading range in the Asian session is $79.65 - $82.50.EURUSDThe continued upward rally in the US dollar late Friday has weighed down the EURUSD, closing down 6 pips to 1.1442 by the end of Friday. This morning (15/11), EURUSD is likely to be sold to test the support level of 1.1395 as long as the price is stuck below the resistance level of 1.1460. However, a rise higher than the resistance level has the chance to trigger buying action against EURUSD to test the next resistance level at 1.1485. The potential trading range in the Asian session is 1.1395 - 1.1485.GBPUSDGBPUSD moved up 48 pips to 1.3416 on Friday amid discussions on fulfilling the Brexit agreement. This morning (15/11), GBPUSD has the opportunity to be sold to test the support level at 1.3360 because it is weighed down by the outlook for an increase in the US dollar. However, any hike higher than the resistance level at 1.3425, has the potential to trigger buying action against GBPUSD to test the next resistance level at 1.3460. The potential trading range in the Asian session is 1.3360 - 1.3460.NIKKEIOptimism about economic recovery in Asia, including Japan has helped the Nikkei index strengthen 285 points to 29700 levels on Friday. This morning (15/11), the Nikkei index is likely to be bought to test the resistance level

Monday, November 15, 2021

§&nbsp;Seluruh indeks return obligasi Indonesia ditutup menguat pada rentang +0,07% hingga +0,12%.&nbsp;Harga SUN seri Fixed Rate dominan menguat dan mencatatkan rata-rata sebesar +11,62bps. Harga seri sukuk negara juga dominan naik dengan rata-rata +5,15bps. Yield obligasi negara kompak bergerak turun pada seluruh tenor (1-30tahun). Rata-rata yield tenor pendek turun paling besar yakni –3,46bps. Adapun secara keseluruhan mencatat penurunan rata-rata sebesar —1,64bps. Total volume transaksi obligasi di pasar sekunder berlanjut turun yakni –10,04% menjadi sebesar Rp11,55tn. Namun, total frekuensi naik +4,36% menjadi 1.030 transaksi. Ditengah sentimen positif The Fed, gerak harga obligasi masih berlanjut dalam rentang terbatas yakni antara -28,23bps hingga +36,50bps. Hal tersebut diperkirakan karena hasil rapat FOMC yang sesuai prediksi pasar, serta rilis PDB Indonesia Q3-2021 yang mencatat pertumbuhan sebesar 3,51yoy atau lebih rendah dari proyeksi Kemenkeu, Sri Mulyani, yang sebesar 4,5%yoy. ·&nbsp;Sementara itu, IHSG pada sesi sore ini ditutup melemah -0,07% di level 6.581,79.&nbsp;§&nbsp;Pertumbuhan PDB pada 3Q21 tumbuh +3,51% YoY (cons: +3,88%, prior: +7,07%) secara tahunan dan +1,55% QoQ (cons: +1,90%, prior: +3,31%) secara kuartalan, keduanya dibawah estimasi konsensus.&nbsp;Penurunan tingkat pertumbuhan utamanya disebebkan oleh penurunan mobilitas masyarakat seiring dengan pemberlakuan PPKM ketat sejak awal 3Q21. Berdasarkan pengeluaran, secara tahunan konsumsi rumah tangga tumbuh tipis di +1,03% YoY, konsumsi lembaga non-profit di +2,96% YoY, konsumsi pemerintah cenderung tumbuh flat di +0,66%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) di +3,74% YoY, ekspor tumbuh +29,16% YoY sedangkan impor tumbuh +30,11% YoY. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 4Q21 akan lebih tinggi sejalan dengan pelonggaran PPKM serta adanya peringatan Natal dan Tahun Baru di Desember 2021.&nbsp;§&nbsp; Posisi cadangan devisa Indonesia di Oktober 2021 tercatat sebesar USD145,5 miliar, turun -0,95% MoM dari posisi September 2021 lalu di USD146,9 miliar. Penurunan cadangan devisa di Oktober 2021 utamanya disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa di Oktober 2021 tersebut setara dengan pembiayaan 8,5 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, masih diatas standar kecukupan internasional yang yakni sekitar 3 bulan&nbsp;<h3 style="margin-left:28,3500pt;text-align:justify;">ECONOMIC GLOBAL&nbsp;</h3>§&nbsp;Tingkat pengangguran di US pada Oktober 2021 tercatat menurun ke level 4,6% (cons: 4,7%, prior: 4,8%), lebih baik dibandingkan dengan estimasi konensus.&nbsp;Level ini semakin mendekati kondisi pre-pandemi dimana tingkat pengangguran berada dilevel 3,5%.Peluang PergerakanEMASHarga emas berakhir lebih tinggi pada hari Jumat, hingga ditutup menguat sebesar $26.53 di level $1818.02 karena pasar yang merespon sikap dovish para bank sentral yang terkait kebijakan suku bunga yang meningkatkan permintaan aset safe haven logam mulia.&nbsp;Emas berpeluang dijual pagi ini (8/11), menguji support di $1810 di tengah outlook penguatan dollar AS jika pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS yang optimis. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $1820, berpeluang dibeli menargetkan resistance di $1822. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $1810 - $1822.MINYAK&nbsp;Harga minyak bergerak naik pada hari Jumat, berakhir menguat $1.78 di level $81.14 di tengah sentimen bahwa produsen minyak OPEC+ menolak seruan AS untuk meningkatkan produksi bahkan ketika permintaan mendekati level sebelum pandemi. &nbsp;Minyak berpeluang dijual pagi ini (8/11), menguji support di $81.20 di tengah sentimen meningkatnya aktivitas rig AS dalam laporan Baker Hughes. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $81.95, berpeluang dibeli menargetkan resistance di $82.10. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $81.20 - $82.10EURUSD&nbsp;EURUSD ditutup menguat 15 pip di level 1.1566 pada hari Jumat di tengah sentimen melemahnya dollar AS karena pasar yang mempertimbangkan pernyataan dovish dari The Fed terkait kebijakan suku bunga mereka.&nbsp; EURUSD berpotensi dijual pagi ini (8/11), membidik support di 1.1530 jika dollar AS rebound bila pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS yang optimis. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 1.1585, berpeluang dibeli menargetkan resistance di 1.1600. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.1530 - 1.1600.GBPUSD&nbsp;GBPUSD berakhir flat dengan menguat hanya 1 pip di level 1.3497 pada hari Jumat di tengah sentimen melemahnya dollar AS karena tertekannya tingkat imbal hasil obligasi AS dan meningkatnya kekhawatiran terhadap Brexit. GBPUSD berpeluang dijual pagi ini (8/11), menguji support di 1.3450 di tengah sentimen kekhawatiran pasar terhadap ketegangan Brexit. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 1.3515, berpeluang dibeli mengincar resistance di 1.3530. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.3450 - 1.3530.USDJPY&nbsp;Dipicu oleh positifnya data Household Spending y/y Jepang dan melemahnya dollar AS telah menekan turun USDJPY di hari Jumat, ditutup melemah sebesar 33 pip di level 113.39. USDJPY berpeluang dibeli pagi ini (8/11), menargetkan resistance di 113.90 jika dollar AS rebound bila pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS yang optimis. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 113.15, berpeluang dijual membidik support di 113.00. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 113.00 - 113.90.AUDUSD&nbsp;AUDUSD berakhir flat hingga berakhir menguat hanya 1 pip di level 0.7398 pada hari Jumat di tengah sentimen melemahnya dollar AS serta dovishnya sikap moneter dari RBA. AUDUSD berpeluang dijual pagi ini (8/11), membidik support di 0.7350 jika dollar AS rebound bila pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS yang optimis. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 0.7425, berpeluang dibeli mengincar resistance di 0.7440. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 0.7350 - 0.7440.NIKKEI&nbsp;Terbebani oleh sentimen menguatnya yen Jepang telah memicu penurunan indeks Nikkei di hari Jumat, ditutup turun 60 poin di level 29675. Indeks Nikkei berpeluang dijual pagi ini (8/11), menargetkan support di 29550 di tengah outlook turunnya harga minyak mentah. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 29800, berpeluang dibeli menargetkan resistance di 29850. Potensi rentang perdagagan sesi Asia di 29550 – 29850.HANGSENG&nbsp;Tertekan oleh penurunan saham pengembang properti China di Hong Kong telah membebani indeks Hang Seng pada hari Jumat hingga ditutup melemah sebesar 190 poin di level 24717. Optimisnya data neraca perdagangan Tiongkok yang dirilis pada hari Minggu berpeluang menopang kenaikan indeks Hang Seng pagi ini (8/11), membidik resistance di 24900. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 24550, berpeluang dijual menguji support 24500. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 24500 - 24900.Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya

Senin, 08 November 2021

All Indonesian bond return indices closed higher in the range of +0.07% to +0.12%. Fixed Rate series SUN prices were dominantly higher and recorded an average of +11.62 bps. The price of the sovereign sukuk series also rose dominantly by an average of +5.15 ​​bps. Compact government bond yields fell in all tenors (1-30 years). The average short tenor yield fell the most at -3.46 bps. As for the overall record an average decline of -1.64bps. The total volume of bond transactions in the secondary market continued to decline by -10.04% to Rp11.55tn. However, the total frequency increased +4.36% to 1,030 transactions. In the midst of positive sentiment from the Fed, bond price movements continued in a limited range between -28.23 bps to +36.50 bps. This is expected because the results of the FOMC meeting are in line with market predictions, as well as the release of Indonesia's Q3-2021 GDP which recorded growth of 3.51yoy or lower than the projection of the Ministry of Finance, Sri Mulyani, which was 4.5%yoy. · Meanwhile, the JCI closed down -0.07% at the level of 6,581.79 this afternoon.GDP growth in 3Q21 grew +3.51% YoY (cons: +3.88%, prior: +7.07%) on an annual basis and +1.55% QoQ (cons: +1.90%, prior: + 3.31%) on a quarterly basis, both below consensus estimates. The decline in the growth rate was mainly due to the decline in community mobility in line with the strict implementation of the PPKM since the beginning of 3Q21. Based on expenditures, annualized household consumption grew slightly at +1.03% YoY, consumption of non-profit institutions at +2.96% YoY, government consumption tended to grow flat at +0.66%, gross fixed capital formation (PMTB) at +3.74% YoY, exports grew +29.16% YoY while imports grew +30.11% YoY. We estimate that economic growth in 4Q21 will be higher in line with the easing of the PPKM and the Christmas and New Year celebrations in December 2021.§ The position of Indonesia's foreign exchange reserves in October 2021 was recorded at USD145.5 billion, down -0.95% MoM from the position in September 2021 at USD146.9 billion. The decline in foreign exchange reserves in October 2021 was mainly due to the payment of the government's foreign debt. The position of foreign exchange reserves in October 2021 is equivalent to financing 8.5 months of imports or 8.3 months of imports and payment of government foreign debt, still above the international adequacy standard, which is around 3 months.<h3>GLOBAL ECONOMICS</h3>The unemployment rate in the US in October 2021 was recorded to have decreased to 4.6% (cons: 4.7%, prior: 4.8%), better than the consensus estimate. This level is getting closer to pre-pandemic conditions where the unemployment rate is at 3.5%.Movement OpportunityGOLDGold prices ended higher on Friday, to close higher by $26.53 at $1818.02 as the market responded to the dovish stance of central banks regarding interest rate policies that increased demand for safe haven assets of the precious metal. Gold is likely to be sold this morning (8/11), testing the support at $1810 amid the outlook for a strengthening US dollar if the market considers the upbeat US employment data. However, if it moves up and breaks above the $1820 level, it has a chance to be bought targeting the resistance at $1822. Potential Asian session trading range at $1810 - $1822.OILOil prices moved higher on Friday, ending up $1.78 at $81.14 on sentiment that OPEC+ oil producers are resisting U.S. calls to increase output even as demand approaches pre-pandemic levels. Oil is likely to be sold this morning (8/11), testing support at $81.20 amid rising US rig activity in the Baker Hughes report. However, if it moves up and breaks above the $81.95 level, it has a chance to be bought targeting the resistance at $82.10. Potential Asian session trading range at $81.20 - $82.10EURUSDEURUSD closed 15 pips higher at 1.1566 levels on Friday amid a weakening US dollar sentiment as the market weighs a dovish statement from the Fed regarding their interest rate policy. EURUSD potentially sells this morning (8/11), aiming for the support at 1.1530 if the US dollar rebounds if the market considers the upbeat US employment data. However, if it moves up and breaks above the 1.1585 level, it has the opportunity to be bought targeting the resistance at 1.1600. The potential trading range for the Asian session is 1.1530 - 1.1600.GBPUSDThe GBPUSD ended flat with only 1 pip higher at 1.3497 on Friday amid a weakening US dollar sentiment due to depressed US bond yields and growing concerns over Brexit. GBPUSD is likely to be sold this morning (8/11), testing the support at 1.3450 amid market concerns over Brexit tensions. However, if it moves up and breaks above the 1.3515 level, it has the opportunity to be bought aiming for the resistance at 1.3530. The potential trading range for the Asian session is at 1.3450 - 1.3530.USDJPYTriggered by positive Japanese Household Spending y/y data and weakening US dollar

Monday, November 8, 2021

<ul><li>Penguatan Harga Obligasi Bertahan Hingga Akhir End of Day Rabu.&nbsp;Seluruh indeks return obligasi Indonesia ditutup menguat. ICBI, obligasi negara, dan obligasi korporasi ditutup menguat pada besaran yang hampir sama yakni +0,08%. Mayoritas harga SUN seri Fixed Rate berlanjut menguat di sesi sore dengan rata-rata naik +5,67bps atau tidak jauh berbeda dari sesi siang yang naik +5,61bps. Sementara itu, rata-rata harga sukuk negara naik +2,35bps. Yield obligasi negara juga dominan bullish. Tenor pendek kembali mencatatkan penurunan rata-rata yield paling besar yakni –2,74bps. Transaksi obligasi di pasar sekunder terpantau meningkat dengan total volume sebesar Rp14,74tn (+24,45%) dan total frekuensi 1.066 transaksi (+6,71%). Jelang pengumuman hasil rapat FOMC pada dini hari nanti, harga obligasi tampak bergerak rebound. Penguatan harga yang terjadi sejak sesi siang lebih disebabkan oleh faktor trading sejalan dengan belum adanya sentimen positif lanjutan yang dominan. Dan hal tersebut mendorong harga menguat dalam rentang terbatas. IHSG turut ditutup menguat terbatas yakni +0,91% di level 6. 552,13. Today’s Outlook Harga obligasi diprediksi berlanjut rally pada perdagangan hari ini dipicu sentimen The Fed. Dalam konferensi pers FOMC dini hari tadi, Jerome Powell mengumumkan The Fed akan mulai memangkas pembelian obligasi bulanannya di akhir bulan ini. Selain itu, Powell juga berusaha kembali menekankan bahwa tapering tidak akan diikuti oleh kenaikan suku bunga.</li><li>HSG rebound setelah dua hari terakhir melemah didukung oleh penguatan saham sektor perbankan.&nbsp;IHSG berhasil rebound sebesar +58,85 poin (+0,91%) menjadi 6,552.13 didukung oleh aksi beli yang dilakukan oleh investor asing sebesar Rp 158.98 miliar. Sektor Keuangan yang naik (+1.30%) mampu mendorong penguatan IHSG seiring dengan penguatan saham bank-bank BUMN Indonesia antara lain BBNI (+3.31%), BBTN (+2.62%), BBRI (+1.90%), dan BMRI (+1.42%). Pada 9M21, total laba bersih keempat bank BUMN tersebut meningkat 41.45% YoY dari Rp 33.62 triliun menjadi Rp 47.56 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih. Selain itu, Bank Indonesia memperluas stimulus pelunasan kartu kredit, sebagai upaya mendorong perbankan untuk lebih banyak menyalurkan kredit. OJK memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2021 sebesar 4%-5%.</li></ul>ECONOMIC GLOBAL<ul><li>The Fed resmi lakukan Tapering di bulan November setelah Jerome Powell menyampaikan hasil FOMC Meeting malam tadi.&nbsp;Sesuai ekspektasi, The Fed akan mengurangi membelian obligasi US Treasury senilai USD 10 miliar dan MBS senilai USD 5 miliar. Proses Tapering dapat dilakukan hingga pertengahan tahun 2022 dengan pace yang fleksibel tergantung pada outlook ekonomi mendatang. Powell kembali menegaskan bahwa The Fed tidak terburu – buru dalam menaikkan suku bunga dengan level inflasi yang akan dipantau secara ketat oleh The Fed, agar pasar pekerjaan di AS dapat pulih dengan lebih baik lagi.</li><li>Selain mempertahan suku bunganya di level saat ini, Jerome Powell juga menyatakan bahwa inflasi AS pada akhir tahun akan di kisaran 4.4% dan kenaikan saat ini bersifat sementara, hal tersebut terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara supply dan demand pasca pembukaan ekonomi. Investor melihat bahwa the Fed akan mulai menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps pada kuartal-III tahun 2022.</li></ul>Peluang PergerakanEMAS&nbsp;Harga emas turun tajam pada perdagangan hari Rabu, berakhir melemah $18.23 di level $1769.48 karena dipicu sentimen tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS dalam merespon sikap The Fed yang akan memangkas program pembelian obligasi di bulan ini.&nbsp;Emas berpeluang dibeli pagi ini (4/11), mengincar resistance di $1780 jika dollar AS melemah dalam mempertimbangkan pernyataan ketua Fed Powell bahwa saat ini mungkin tidak perlu kenaikan suku bunga yang cepat karena kenaikan inflasi terbukti sementara. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level $1770, berpeluang dijual menguji support di $1768. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $1768 – $1780.MINYAK&nbsp;Meningkatnya jumlah cadangan minyak mentah AS yang lebih besar dari ekspektasi pasar telah memicu penurunan harga minyak mentah di hari Rabu, berakhir turun sebesar $2.86 di level $80.09. Aksi jual minyak berpeluang berlanjut pagi ini (4/11), menguji support di $79.80 karena sentimen meningkatnya cadangan minyak mentah AS. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level $80.65, berpeluang dibeli menargetkan resistance selanjutnya di $80.80. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di $79.80 – $80.80.EURUSD&nbsp;EURUSD bergerak naik di hari Rabu, berakhir menguat 32 pip di level 1.1609 karena sentimen melemahnya dollar AS serta optimisnya data Unemployment Rate zona Euro.&nbsp; EURUSD berpeluang dibeli pagi ini (4/11), menargetkan resistance di 1.1650 di tengah outlook pelemahan dollar AS. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 1.1585, berpeluang dijual menguji support di 1.1570. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.1570 – 1.1650.GBPUSD&nbsp;GBPUSD bergerak naik di hari Rabu, ditutup menguat 75 pip di level 1.3683 karena sentimen melemahnya dollar AS serta optimisnya data Final Services PMI Inggris. GBPUSD berpeluang dibeli lebih lanjut pagi ini (4/11), menargetkan resistance di 1.3730 di tengah sentimen pelemahan dollar AS. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 1.3665, berpotensi dijual menguji support di 1.3650. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 1.3650 – 1.3730.USDJPY&nbsp;USDJPY berakhir naik 3 pip di level 113.97 pada hari Rabu karena dipicu oleh sentimen tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS. USDJPY berpotensi dijual pagi ini (4/11) menguji support di 113.60 di tengah outlook melemahnya dollar AS dalam merespon pernyataan yang dovish dari ketua Fed Powell. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 114.25, berpeluang dibeli mengincar resistance di 114.40. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 113.60 – 114.40.AUDUSDDitopang sentimen pelemahan dollar AS pasca pernyataan ketua Fed Powell yang dovish telah memicu kenaikan AUDUSD di hari Rabu, berakhir menguat 18 pip di level 0.7444. AUDUSD berpeluang dibeli lebih lanjut pagi ini (4/11), mengincar resistance di 0.7520 jika data Retail Sales dan Trade Balance Australia yang dirilis pukul 7:30 WIB hasilnya optimis. Namun, jika hasilnya pesimis berpeluang memicu aksi jual menguji support di 0.7420. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 0.7420 – 0.7520.NIKKEI&nbsp;Indeks Nikkei berakhir naik 245 poin di level 29755 pada hari Rabu karena dipicu positifnya kinerja Wall Street pasca keputusan moneter The Fed. &nbsp;Indeks Nikkei berpeluang dibeli lebih lanjut pagi ini (4/11), mengincar resistance di 30000 di tengah sentimen positif berakhir positifnya kinerja Wall Street. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level 29750, berpeluang dijual menguji support di 29700. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 29700 – 30000.HANG SENG&nbsp;Positifnya data Caixin Services PMI serta optimisnya kinerja pasar saham AS telah menopang kenaikan indeks Hang Seng sebesar 129 poin di level 25078 di hari Rabu. Indeks Hang Seng berpeluang dijual pagi ini (4/11) menguji support di 24900 jika pasar mencemaskan penyebaran virus Covid-19 di Tiongkok. Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level 25250, berpeluang dibeli menargetkan resistance di 25300. Potensi rentang perdagangan sesi Asia di 24900 – 25300.Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Kamis, 04 November 2021

Thursday, 04 November 2021

§&nbsp;Perdagangan Akhir Bulan, Seluruh Imbal Hasil SBN Naik .&nbsp;Pasar obligasi Indonesia melanjutkan tren terbatas. Hal ini terlihat dari tipisnya perubahan seluruh indikator pasar yakni return, harga, dan yield. Indeks return obligasi domestik kompak melemah dalam rentang terbatas yakni antara –0,06% hingga –0,02%. Harga obligasi negara seri Fixed Rate juga didominasi pelemahan harga dengan rata-rata turun –3,49bps, sementara sukuk negara turun –6,29bps. ·&nbsp;Yield obligasi negara berpola bearish. Rata-rata perubahan pada seluruh tenor (1-30tahun) naik +1,03bps. Kenaikan terjadi pada seluruh tenor. ·&nbsp;Total volume transaksi obligasi di pasar sekunder meningkat +16,71% menjadi Rp18,00tn. Sedangkan total frekuensi turun –2,05% menjadi 1.387 transaksi. ·&nbsp;Rendahnya rilis estimasi awal GDP US Q3-2021 yang disertai dengan masih tingginya peningkatan kasus Covid di beberapa negara menjadi faktor negatif untuk pasar SBN. Namun demikian, kembali berbalik menguatnya kurs spot Rupiah ke level Rp14.168/US$ diprediksi sanggup membatasi pelemahan pasar. Today’s Outlook Pada perdagangan Senin yang sekaligus merupakan perdagangan awal bulan November, kinerja pasar SBN berpotensi dapat bergerak lebih aktif. Pelaku pasar akan merespon berbagai rilis data ekonomi penting seperti inflasi domestik periode Oktober dan indeks manufaktur beberapa negara diantaranya Indonesia, China, Jepang, dan Amerika.§&nbsp;Survei Pemantauan Harga oleh Bank Indonesia di minggu keempat Oktober 2021 menujukkan inflasi yang masih terkendali dan diperkirakan pada Oktober 2021 inflasi bulanan akan berada dilevel +0,10% MoM, atau secara tahunan sebesar +1,64% YoY.ECONOMIC GLOBAL§&nbsp;Composite PMI China untuk bulan Oktober 2021 mengalami penurunan ke level 50,8, turun dari bulan sebelumnya di 51,7. Penurunan tersebut sejalan dengan penurunan manufacturing dan non-manufacturing PMI yang masing-masing berada dilevel 49,2 (cons: 49,7, prior: 49,6) dan 52,4 (cons: 53,0, prior: 53,2) secara berurutan, dimana penurunan keduanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan estimasi konsensus. Aktifitas ekonomi China terus menujukkan tanda pelemahan di Oktober 2021 sejalan dengan kekurangan listrik dan melonjaknya harga komoditas yang membebani sektor manufaktur hingga masih terus berada di zona kontraksi. Semantara itu, China juga telah kembali melakukan pembatasa sosial kembali seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19.§&nbsp;Ekspektasi inflasi jangka pendek hingga setahun kedepan di US di Oktober 2021 tercatat stagnan meskipun masih berada dilevel yang tinggi yakni dilevel +4,8%.&nbsp;Level ekspektasi inflasi jangka pendek saat ini merupakan yang tertinggi sejak 2008 lalu. Disisi lain, ekspektasi inflasi jangka panjang (5 - 10 tahun) mengalami kenaikan ke level +2,9%, naik dari level sebelumnya di +2,8%.§&nbsp;Pada hari Jumat (10/09) Rupiah dibuka di level 14,275 dan ditutup menguat ke level 14,202.5 (prior: 14,253) dengan kurs acuan JISDOR di level 14,225 (prior: 14,272).&nbsp;Sentimen global yang menjadi perhatian pelaku pasar adalah terjalin kembalinya komunikasi antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan Presiden Xi Jinping melalui diskusi telepon pada Jumat (10/09). Di dalam diskusi tersebut tercapai kesepakatan untuk menghindari konflik terutama dalam bidang ekonomi. Dari dalam negeri, Pemerintah dan DPR menyepakati peningkatan target penerimaan pajak menjadi sebesar Rp 1,510.0 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022.Peluang PergerakanEmasTerbebani oleh sentimen menguatnya dollar AS karena optimisnya data Chicago PMI dan Revised UoM Consumer Sentiment AS telah menekan turun pergerakan dollar AS di hari Jumat, berakhir melemah $15.53 di level $ 1783.08.&nbsp; Di sesi Asia (1/11), harga emas berpotensi dijual menguji support $1777 selama harga bertahan di bawah level $1785. Namun jika naik ke atas level tersebut, berpeluang dibeli menguji resistance $1790. Potensi rentang harga di sesi Asia: $1777 - $1790Minyak MentahHarga minyak berakhir naik di hari Jumat sebesar $0.19 pada level $83.23 &nbsp;di tengah sentimen meningkatnya permintaaan dan meredanya kekhawatiran terhadap keterbatasan suplai serta prospek akan ada lebih banyaknya minyak Iran yang &nbsp;beredar.&nbsp;Di sesi Asia (1/11), harga minyak berpeluang dijual menguji support $82.55 selama harga bertahan di bawah level $83.25. Namun jika bergerak naik ke atas level tersebut, berpeluang dibeli menguji resistance $83.75. Potensi rentang harga di sesi Asia: $82.55 - $83.75EURUSDEURUSD ditutup melemah 120 pip di level 1.1555 pada hari Jumat, karena tertekan oleh sentimen menguatnya dollar AS serta pasar yang mencerna pesan dovish dari pertemuan ECB di hari Kamis.&nbsp; Di sesi Asia (1/11), EURUSD berpotensi dijual menguji support 1.1530 selama harga bertahan di bawah level 1.1565. Namun jika bergerak naik ke atas level tersebut, berpeluang dibeli menguji resistance 1.1585. Potensi rentang harga di sesi Asia: 1.1530 -1.1585GBPUSDAbaikan serangkaian data ekonomi Inggris yang optimis, GBPUSD bergerak turun di hari Jumat, hingga berakhir melemah 108 pip di level 1.3674 karena sentimen menguatnya dollar AS dan kekhawatiran terhadap ketegangan Brexit. &nbsp;Di sesi Asia (1/11), GBPUSD berpotensi dijual menguji support 1.3645 selama harga bertahan di bawah level 1.3700. Namun jika naik ke atas level tersebut, berpeluang dibeli menguji resistance 1.3720. Potensi rentang harga di sesi Asia: 1.3645 - 1.3720NikkeiIndeks Nikkei ditutup naik 365 poin di level 29035 pada hari Jumat tertopang menguatnya bursa Wall Street. Di sesi Asia (1/11), Indeks Nikkei berpotensi dibeli menguji resistance 30000 selama harga bertahan &nbsp;di atas level 29345. Namun jika bergerak turun ke bawah level tersebut berpeluang dijual menguji support 29240. Potensi rentang harga di sesi Asia: 29240 – 30000Hang SengIndeks Hang Seng bergerak turun di hari Jumat, berakhir melemah 344 poin di level 25158 dibalik sentimen anjloknya saham di sektor teknologi dan asuransi setelah mereka melaporkan hasil earnings yang pesimis untuk kuartal ketiga.&nbsp; Di sesi Asia (1/11), Indeks Hang Seng berpeluang dibeli menguji resistance 25345 bila laporan Caixin Manufacturing PMI jam 8:45 WIB dirilis di atas ekspektasi. Namun jika hasilnya di bawah ekspektasi, indeks Hang Seng berpeluang dijual menguji support $24800. Potensi rentang harga di sesi Asia: 24800 - 25345Source:bloomberg/afp/xinhua/bi/ojk/kemenkeu/bps/reuters/antara/ibpa/kontan/bisnis/wartaekonomi/investordaily/bbc/kompas/liputan6&nbsp;Divisi Treasury dan International –&nbsp;PT Bank Pembangunan Daerah Jawa TengahPerhatian: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, termasuk direksi dan karyawan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari segala bentuk penggunaan informasi yang terdapat di dalam dokumen ini oleh penerima informasi dan akan membebaskan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari tuntutan atau upaya hukum apapun yang diakibatkannya.

Senin, 01 November  2021

End of Month Trading, All SBN Yields Rise . The Indonesian bond market continues a limited trend. This can be seen from the slight changes in all market indicators, namely returns, prices, and yields. The return index for compact domestic bonds weakened within a limited range, namely between -0.06% to -0.02%. Prices for fixed rate government bonds were also dominated by price declines with an average decline of -3.49 bps, while state sukuk fell -6.29 bps. · Government bond yields have a bearish pattern. The average change across all tenors (1-30 years) rose +1.03bps. The increase occurred in all tenors. · Total volume of bond transactions in the secondary market increased +16.71% to Rp18.00tn. Meanwhile, the total frequency decreased by –2.05% to 1,387 transactions. · The low release of the initial estimate of US GDP Q3-2021 accompanied by the still high increase in Covid cases in several countries is a negative factor for the SBN market. However, the reversal of the strengthening of the Rupiah spot rate to the level of Rp. 14,168/US$ is predicted to be able to limit the weakening of the market. Today's Outlook On Monday's trading which is also the beginning of November trading, the performance of the SBN market has the potential to move more actively. Market participants will respond to various important economic data releases, such as domestic inflation for the October period and manufacturing indexes for several countries including Indonesia, China, Japan, and America.The Price Monitoring Survey by Bank Indonesia in the fourth week of October 2021 shows that inflation is still under control and it is estimated that in October 2021 monthly inflation will be at +0.10% MoM, or +1.64% YoY on an annual basis.GLOBAL ECONOMICSChina's composite PMI for October 2021 decreased to 50.8, down from 51.7 in the previous month. The decline was in line with the decline in manufacturing and non-manufacturing PMI which were at 49.2 (cons: 49.7, prior: 49.6) and 52.4 (cons: 53.0, prior: 53.2) respectively. respectively, where the decline in both is much lower than the consensus estimate. China's economic activity continued to show signs of weakening in October 2021 in line with electricity shortages and soaring commodity prices that weighed on the manufacturing sector until it remained in the contraction zone. Meanwhile, China has also re-implemented social restrictions along with soaring cases of Covid-19.Short-term inflation expectations for the next year in the US in October 2021 were recorded to be stagnant even though they were still at a high level at +4.8%. The level of short-term inflation expectations is currently the highest since 2008. On the other hand, long-term (5 - 10 years) inflation expectations rose to +2.9%, up from the previous level of +2.8%.On Friday (10/09) the Rupiah opened at the level of 14,275 and closed higher to the level of 14,202.5 (prior: 14,253) with the JISDOR reference rate at the level of 14,225 (prior: 14,272). The global sentiment that has caught the attention of market players is the resumption of communication between US President Joe Biden and President Xi Jinping through telephone discussions on Friday (10/09). In the discussion, an agreement was reached to avoid conflict, especially in the economic field. From within the country, the Government and the DPR agreed to increase the tax revenue target to Rp 1.510.0 trillion in the 2022 State Revenue and Expenditure Budget Draft.Movement OpportunityGoldWeighed down by the strengthening US dollar sentiment as optimistic data on Chicago PMI and US Revised UoM Consumer Sentiment pushed down the US dollar movement on Friday, ending down $15.53 at $1783.08. In the Asian session (1/11), the price of gold has the potential to be sold to test the support at $1777 as long as the price stays below the level of $1785. However, if it rises above that level, there is a chance to buy it to test the resistance at $1790. Potential price range in the Asian session: $1777 - $1790Crude oilOil prices ended Friday's gains by $0.19 at $83.23 amid rising demand sentiment and easing concerns over supply constraints and the prospect of more Iranian oil in circulation. In the Asian session (1/11), oil prices are likely to be sold to test the support at $82.55 as long as the price stays below the $83.25 level. However, if it moves up above that level, there is a chance to buy it to test the resistance at $83.75. Potential price range in the Asian session: $82.55 - $83.75EURUSDEURUSD closed down 120 pips at 1.1555 levels on Friday, pressured by the stronger US dollar sentiment and the market digesting the dovish message from the ECB meeting on Thursday. In the Asian session (1/11), EURUSD could potentially be sold to test the support at 1.1530 as long as the price holds below the 1.1565 level. However, if it moves higher above that level, there is a chance to buy it to test the resistance at 1.1585. Potential price range in the Asian session: 1.1530 -1.1585GBPUSDIgnoring a string of upbeat UK economic data, GBPUSD moves lower in